Garda Media – Stres bukan hanya memengaruhi pikiran dan emosi, tetapi juga dapat memberikan dampak dan tanda nyata pada tubuh kita, termasuk kondisi kulit. Ketika kita mengalami stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol yang dapat memengaruhi kesehatan kulit. Berikut adalah tujuh tanda stres yang dapat terlihat jelas melalui kulit.
Salah satu dampak stres yang paling umum pada kulit adalah munculnya jerawat. Stres dapat merangsang kelenjar minyak di kulit untuk menghasilkan lebih banyak sebum, yang kemudian menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Ini sering terjadi di area wajah seperti dahi, pipi, dan dagu. Jika stres berlangsung lama, jerawat bisa menjadi semakin parah.
“Simak Juga: Presiden Prabowo Tulis Pesan di Makam Mahatma Gandhi”
Ketika stres meningkat, tubuh cenderung mengalihkan fokus untuk mengatasi masalah emosional dan psikologis, sementara produksi minyak alami pada kulit berkurang. Akibatnya, kulit bisa menjadi kering, terasa kasar, dan tampak kusam. Kondisi ini biasanya diikuti dengan perasaan gatal atau iritasi pada kulit.
Stres juga bisa memicu reaksi kulit berupa gatal atau ruam. Kondisi ini disebabkan oleh pelepasan hormon stres yang dapat memperburuk penyakit kulit yang sudah ada, seperti eksim atau psoriasis. Ruam yang disebabkan oleh stres biasanya akan muncul secara tiba-tiba dan bisa berlangsung lebih lama daripada ruam biasa.
Stres dapat memengaruhi kualitas tidur, yang akhirnya berdampak pada penampilan kulit. Kurang tidur akibat stres dapat menyebabkan munculnya lingkaran hitam atau kantung mata. Hal ini disebabkan oleh penurunan sirkulasi darah dan peningkatan cairan yang tertahan di sekitar mata, sehingga memberikan efek mata lelah dan bengkak.
Stres kronis dapat mempercepat penuaan dini pada kulit. Hormon kortisol yang diproduksi saat stres dapat merusak kolagen dan elastin pada kulit, yang berfungsi untuk menjaga kekencangan dan elastisitas kulit. Akibatnya, keriput, garis halus, dan kulit kendur bisa muncul lebih cepat daripada yang seharusnya.
Di sisi lain, stres juga dapat menyebabkan kulit menjadi berminyak berlebihan. Produksi kortisol yang tinggi dapat merangsang kelenjar sebaceous untuk menghasilkan lebih banyak minyak. Ini bisa menyebabkan kulit tampak mengkilap, terutama di zona T (dahi, hidung, dan dagu), dan berisiko menyebabkan pori-pori tersumbat serta jerawat.
Stres dapat menyebabkan peningkatan produksi melanin pada kulit, yang mengarah pada hiperpigmentasi atau munculnya bercak-bercak hitam. Hormon stres juga dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada seperti melasma. Hiperpigmentasi biasanya muncul pada area wajah dan dapat membuat kulit tampak tidak merata.
Mengenali tanda-tanda stres pada kulit adalah langkah pertama untuk merawat kulit dengan lebih baik. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, meditasi, tidur yang cukup, dan menjaga pola makan yang seimbang. Selain itu, perawatan kulit yang tepat seperti menggunakan pelembap, masker wajah, dan produk perawatan kulit yang sesuai juga sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit.
“Baca Juga: Peringatan Isra Mikraj, Menag Imbau Umat untuk Rajin Salat”