Garda Media – Universitas Sumatera Utara (USU) kembali menambah jajaran akademisi terbaiknya melalui pengukuhan enam Guru Besar. Kali ini, pengukuhan enam Guru Besar adalah dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) serta Fakultas Pertanian. Pengukuhan ini berlangsung pada Senin, 10 Februari 2025, di Gelanggang Mahasiswa USU, dan dihadiri oleh civitas akademika serta keluarga besar para guru besar yang dikukuhkan.
Keenam akademisi yang dikukuhkan terdiri dari tiga Profesor dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan tiga Profesor dari Fakultas Pertanian. Dari FISIP, mereka adalah Prof. Dr. Drs. Bengkel, M.Si., Prof. Dra. Dewi Kurniawati, M.Si., Ph.D., dan Prof. Drs. Heri Kusmanto, M.A., Ph.D. Sementara dari Fakultas Pertanian, yang dikukuhkan adalah Prof. Ir. Diana Chalil, M.Si., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Lisa Mawarni, M.P., dan Prof. Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec.
“Simak Juga: Guru Besar IPB, Limbah Cair Pabrik Sawit Bernilai Ekonomi Tinggi”
Rektor USU, Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pengukuhan ini adalah bagian dari upaya USU untuk meningkatkan reputasi akademik, baik di tingkat nasional maupun global. Menurutnya, USU berkomitmen menciptakan lingkungan akademik yang inovatif dan kolaboratif untuk menghasilkan riset dan pengabdian masyarakat yang bermanfaat luas.
“Setiap guru besar yang dikukuhkan hari ini adalah cerminan dari kualitas akademik USU. Mereka tidak hanya pemikir dan peneliti, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan akademisi muda,” kata Prof. Muryanto.
Rektor USU juga mengungkapkan bahwa jumlah guru besar USU kini semakin meningkat. Pada tahun 2024, USU berhasil mengukuhkan 52 guru besar baru, dan hingga Februari 2025, telah menambah 12 guru besar baru. Ini menunjukkan komitmen USU dalam mendorong kualitas pendidikan tinggi.
“USU sangat mendukung pengembangan karier akademisi di berbagai bidang ilmu,” tegas Prof. Muryanto.
Dalam kesempatan ini, Rektor USU juga menyoroti pentingnya kolaborasi dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jabatan guru besar, katanya, bukan hanya hasil kerja individu, melainkan hasil kolaborasi yang menghasilkan inovasi serta lulusan berkualitas.
“Pendidikan harus relevan dengan kebutuhan global, dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat harus dapat memberikan solusi atas permasalahan sosial,” ujar Prof. Muryanto.
Dalam pidatonya, salah satu guru besar yang dikukuhkan, Prof. Dr. Drs. Bengkel, M.Si., mengingatkan pentingnya kebijakan daerah dalam mengakomodasi mobilitas penduduk. Ia menekankan perlunya regulasi yang dapat menjamin kesejahteraan masyarakat yang berpindah tempat.
Di sisi lain, Prof. Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec., dari Fakultas Pertanian, dalam pidatonya yang berjudul “Dari Kebun ke Cangkir,” mengungkapkan potensi besar komoditas kopi di Sumatera Utara. Ia menyarankan agar petani kopi lebih memahami keuntungan yang lebih besar dari menjual roast bean dibandingkan dengan green bean.
“Baca Juga: Cara Mengatasi Nyeri Haid, Tips dan Solusi yang Efektif”