Berita Gardamedia Usu

Jelajahi Gambus Nusantara: Meningkatkan Kreasi Inovatif lewat Pendekatan World Fusion

HUMAS USU – Program Study Etnomusikologi Kampus Sumatera Utara (USU) melangsungkan konser bertema “Jelajahi Gambus Nusantara: Meningkatkan Kreasi Inovatif dengan Pendekatan World Fusion” pada Jumat, 15 November 2024, di Gelanggang Mahasiswa. Acara spesial ini ikut didatangi oleh Konsul Jenderal Jepang di Medan, Dr. Susumu Takonai.

Konser ini adalah bentuk sukses Suarasama, barisan musik yang dibangun oleh Ketua Program Study Etnomusikologi, Dra. Rithaony Hutajulu, MA, bersama suaminya di tahun 1995. Mereka sudah mengeksploitasi musik gambus di beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Riau, dan Bangka Belitung. Sampai sekarang, Suarasama sudah lakukan tour mini di beberapa kota besar di Indonesia dan tampil di beberapa festival musik dunia internasional.

Dalam sambutannya, Sekretaris USU Prof. Dr. dr. Muhammad Fidel Ganis Siregar, M.Ked(OG), Sp.O.G, Subsp.F.E.R, yang sebagai wakil Rektor USU, sampaikan apresiasinya pada program INDONESIANA dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian, dan Tehnologi (Kemendikbudristek). Program ini memodali project itu lewat hibah kelompok Pembuatan Kreasi Inovatif Inovatif (PKKI) untuk tahun bujet 2023-2024.

“Kami menghargai pagelaran ini, yang disebut sisi dari program INDONESIANA dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian, dan Tehnologi bersama LPDP,” tutur Prof. Fidel.

Beliau mengutamakan keutamaan kreasi dalam melestarikan dan meningkatkan budaya Indonesia. Keinginannya, konser ini bukan hanya menjadi selingan semata-mata, tapi juga sanggup mengenalkan kekayaan budaya Indonesia lewat pendekatan World Fusion yang inovatif.

“Kami mengharap konser ini tidak cuma sebuah pergelaran seni, tapi juga refleksi dari kekayaan budaya Indonesia yang sanggup menyesuaikan, bereksperimen, dan go-international,” sambungnya.

Dra. Rithaony Hutajulu, MA, menyaksikan acara ini sebagai fasilitas untuk mengenalkan kekayaan musik, terutama musik tradisionil yang kerap dipandang kuno.

“Bila kita bangun, musik ini sebetulnya berkekuatan dan jati diri ciri khas dari beragam tipe musik, termasuk musik Nusantara,” terang Rithaony.

Saat sebelum konser diadakan, Rithaony menerangkan jika Suarasama sudah lakukan riset dalam di empat daerah Indonesia. Hasil dari penelitian itu, mereka membuat sebuah album musik yang menunjukkan alat musik gambus. Album ini berisikan beberapa karya baru, beberapa lagu lama, dan musik tradisionil yang diaransemen kembali dengan sentuhan ciri khas style musikal Suarasama.

“Ada empat daerah yang kami survey, yakni Belitung, Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan,” bebernya.