Garda Media – Obat kumur adalah bagian dari rutinitas perawatan mulut yang membantu menjaga kebersihan dan kesegaran napas. Namun, tidak semua obat kumur diciptakan sama. Beberapa produk mengandung alkohol sebagai bahan utama, yang meskipun memberikan sensasi segar, dapat membawa risiko tertentu bagi kesehatan mulut.
Alkohol, biasanya dalam bentuk etanol, sering digunakan dalam obat kumur sebagai pelarut untuk bahan aktif atau untuk memberikan sensasi segar. Namun, alkohol juga memiliki efek samping yang dapat berdampak negatif, seperti:
Alkohol dapat menghilangkan kelembapan alami dari jaringan lunak di rongga mulut. Mulut yang kering menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut dan masalah kesehatan lainnya.
“Simak Juga: Misophonia, Sensitivitas Suara yang Mengganggu Rutinitas”
Paparan alkohol dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi pada gusi dan mukosa mulut. Ini terutama menjadi masalah bagi orang dengan mulut sensitif atau mereka yang sedang menjalani perawatan ortodontik.
Anak-anak dan lansia lebih rentan terhadap efek negatif alkohol, seperti iritasi atau rasa terbakar. Selain itu, jika tertelan secara tidak sengaja, obat kumur dengan alkohol dapat berbahaya bagi mereka.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jangka panjang obat kumur berbasis alkohol mungkin terkait dengan risiko tertentu, seperti peningkatan kemungkinan kerusakan jaringan atau penyakit rongga mulut.
Berbeda dengan produk berbasis alkohol, obat kumur non alkohol menawarkan banyak manfaat tanpa risiko efek samping yang merugikan. Beberapa keuntungannya meliputi:
Pastikan produk bebas dari alkohol dan bahan kimia keras lainnya. Cari kandungan seperti cetylpyridinium chloride atau zinc, yang membantu mengatasi bau mulut tanpa efek iritasi.
Pilih obat kumur yang memiliki sertifikasi dari lembaga kesehatan terpercaya, seperti BPOM atau asosiasi dokter gigi.
Jika Anda memiliki kondisi khusus, seperti gusi berdarah atau gigi sensitif, pilih produk yang dirancang untuk mengatasi masalah tersebut.
“Baca Juga: Melahirkan Normal Bisa Sebabkan Kebutaan, Mitos atau Fakta?”