Guru Besar USU: Curang di UTBK Karena Tak Percaya Sistem?
Garda Media – Guru Besar Ilmu Komunikasi USU, Prof. Iskandar Zulkarnain, menilai praktik kecurangan dalam UTBK-SNBT 2025 tidak terjadi tanpa sebab. Ia menyebut persaingan yang ketat dan ketidakpercayaan terhadap keadilan sistem seleksi sebagai dua faktor utama pemicunya.
“Jika siswa meragukan keadilan dan transparansi proses ujian, mereka mungkin merasa bahwa kecurangan adalah satu-satunya jalan untuk sukses,” ujarnya saat dihubungi Mistar, Jumat (2/5/2025). Ia menambahkan bahwa tekanan besar untuk mencapai hasil maksimal turut mendorong tindakan curang di kalangan peserta, yang pada akhirnya menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak sehat.
Sebagai langkah pencegahan, Prof. Iskandar mengusulkan berbagai pendekatan. Penggunaan teknologi seperti kamera CCTV, pemantauan real-time ruang ujian, serta perangkat lunak pendeteksi plagiarisme dan penggunaan alat ilegal dinilai penting untuk menekan kecurangan secara teknis.
“Simak Juga: Prabowo, Orang Berpenghasilan Besar Harus Bayar Pajak Lebih”
Selain itu, ia menekankan pentingnya pelatihan khusus bagi pengawas serta evaluasi kinerja secara berkala agar pengawasan ujian lebih efektif dan profesional. Peran pengawas yang tegas dan peka terhadap potensi kecurangan sangat berpengaruh terhadap integritas proses seleksi.
Pentingnya pendidikan integritas sejak dini juga menjadi sorotannya. Ia mendorong adanya sosialisasi nilai kejujuran akademik dan penerapan pendidikan karakter di sekolah untuk membentuk perilaku jujur siswa sejak awal. Di sisi lain, ia menyarankan agar sistem seleksi dibuat lebih adaptif. Salah satunya dengan menerapkan verifikasi biometrik identitas peserta dan menyusun soal yang bervariasi untuk setiap individu.
Lebih lanjut, kolaborasi dengan lembaga independen atau pakar IT juga perlu dilakukan untuk menjamin sistem seleksi tetap aman dari manipulasi. Ia juga menekankan perlunya saluran pengaduan anonim bagi peserta atau pengawas yang ingin melaporkan kecurangan tanpa takut konsekuensi.
“Setelah ujian berlangsung, evaluasi menyeluruh perlu dilakukan untuk mengidentifikasi celah dalam sistem dan memperbaikinya,” tambah Iskandar. Ia berharap, dengan langkah-langkah tersebut, integritas UTBK dapat dipulihkan dan kualitas pendidikan Indonesia terus meningkat. Lingkungan pendidikan yang jujur dan transparan akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beretika.
“Baca Juga: Fordyce Spots, Bintik Kecil yang Sering Disalahpahami”