Irjen Sandi dan Tawaran dari USU untuk Raih Gelar Profesor
Garda Media – Nama Irjen Pol. Dr. Sandi Nugroho, S.I.K., S.H., M.Hum., Kepala Divisi Humas Polri, kembali mencuat di kalangan civitas akademika FH USU. Dalam momen peringatan HUT ke-71 FH USU, Sandi menjadi figur yang banyak dibicarakan, tak hanya karena kariernya yang cemerlang, tetapi juga karena kecintaannya yang dalam terhadap almamaternya di Medan.
Irjen Sandi adalah alumni Program Doktor Ilmu Hukum FH USU angkatan 2018, dan berhasil meraih gelar doktor cum laude. Dalam sidang promosi doktoralnya di ruang IMTGT Biro Rektor USU, suasana haru terasa ketika ia menyampaikan pidato akademiknya. Suara Sandi sempat bergetar saat menyebut peran keluarga dan orang tua, momen yang memperlihatkan sisi humanis dari seorang perwira tinggi.
“Simak Juga: Strategi Bank Mandiri Jaga Likuiditas di Tengah Gejolak Ekonomi”
Pengakuan terhadap dedikasi ilmiahnya tidak berhenti di ruang sidang. Rektor USU saat itu, Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., secara langsung menawarkan Sandi menjadi dosen FH USU. Tawaran ini bukan hanya bentuk apresiasi, tetapi juga membuka peluang baginya untuk meniti jenjang akademik hingga meraih gelar profesor. Runtung menyatakan, “Predikat cum laude hanyalah awal. Yang lebih penting adalah kontribusi nyata melalui ilmu dan pengabdian.”
Selain kepada almamater, Sandi juga menunjukkan ikatan kuat dengan Kota Medan, tempat ia pernah menjabat sebagai Kapolrestabes dan membangun kedekatan langsung dengan masyarakat. Keterikatan emosional ini menjadikannya pribadi yang memahami denyut masyarakat lokal, kultur sosial, serta dinamika keamanan wilayah tersebut. Hal ini sekaligus membangun pengabdian luas untuk Indonesia, karena pengalaman di lapangan memberinya perspektif nyata dalam merumuskan kebijakan dan pendekatan humanis sebagai bagian dari pengabdian nasional.
Irjen Sandi percaya bahwa menjadi pemimpin bukan sekadar soal keberanian, tetapi juga pemikiran mendalam, penguasaan ilmu, dan ketulusan hati dalam melayani. Ia menekankan pentingnya nilai integritas, kejujuran, serta empati dalam setiap langkah kepemimpinan, baik di institusi kepolisian maupun di ruang publik. Di tengah dunia yang serba cepat, ia adalah contoh bahwa akar pendidikan, cinta pada ilmu, dan dedikasi tulus tetap menjadi fondasi kuat untuk membangun masa depan bangsa yang beradab, berpikir kritis, dan berlandaskan etika.
“Baca Juga: Waktu Terbaik untuk Olahraga, Kapan?”