Mahasiswa FISIP USU Bangkitkan Semangat Belajar Anak Panti
Garda Media – Mahasiswa FISIP USU menjalani PKL sebagai sarana menerapkan ilmu kuliah ke dalam dunia kerja secara langsung. Khususnya dalam Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, PKL juga menjadi sarana untuk mengembangkan keterampilan sosial, kemampuan beradaptasi, serta kemampuan memecahkan masalah sosial secara nyata.
Saya, Sonang Martua Tampubolon (220902013), merupakan salah satu mahasiswa FISIP USU yang menjalani PKL di Panti Asuhan Menara Kasih Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan, tiga kali seminggu, dengan bimbingan Emi Triani, S.Sos., M.Si. sebagai supervisor sekolah, serta Fajar Utama Ritonga, S.Sos., M.Kessos. sebagai dosen pengampu.
Langkah awal dalam PKL adalah menjalin komunikasi dengan pengurus panti untuk menyampaikan maksud kegiatan dan meminta izin. Setelah itu, saya membangun hubungan dengan anak-anak panti agar tercipta kedekatan dan kenyamanan dalam berinteraksi.
“Baca Juga: Hore! RM dan V BTS Selesai Wamil Hari Ini”
Terdapat 42 anak di panti, terdiri dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari SD hingga SMA. Mereka bersekolah di Perguruan Masehi Advent Ketujuh Medan. Selama kegiatan, saya mengadakan berbagai aktivitas edukatif dan rekreatif seperti bermain game, membantu mengerjakan tugas, beribadah bersama, olahraga, dan memasang poster edukasi bertema “Pola Makan Sehat”.
Dalam PKL tahap pertama ini, saya memfokuskan pada intervensi mikro, yaitu pendampingan terhadap individu. Saya menerapkan metode social casework berdasarkan pendekatan Helen Harris Perlman (1957), yang bertujuan membantu individu mengatasi masalah dan meningkatkan keberfungsian sosialnya.
Dari tiga anak yang saya dampingi, satu anak bernama Kardi Halawa (10 tahun, kelas 4 SD) menjadi klien utama karena menunjukkan gejala kurang percaya diri, takut, dan kesulitan fokus saat belajar.
2. Assessment
Menggali informasi melalui wawancara dan observasi untuk memahami masalah Kardi secara menyeluruh.
3. Planning (Perencanaan)
Saya dan Kardi menyusun rencana kegiatan untuk membangun kepercayaan dirinya, seperti belajar sambil bermain dan kegiatan interaktif lainnya.
4. Intervensi
Kami belajar bersama menggunakan media digital seperti Google, membuat kuis interaktif, dan bermain kelereng untuk membangun semangat serta hubungan sosial.
5. Evaluasi
Saya memantau perkembangan Kardi, dan terlihat perubahan positif, ia mulai antusias belajar dan aktif bertanya.
6. Terminasi
Proses pendampingan diakhiri karena Kardi telah menunjukkan kemajuan signifikan dan mampu belajar secara mandiri.
Setelah semua tahapan dilalui, PKL selama tiga bulan ini resmi berakhir. Saya merasa pengalaman ini sangat berharga, terutama dalam melihat bagaimana pendekatan yang tepat dapat membangkitkan semangat belajar seorang anak. Kami juga sangat bersyukur kepada pihak Panti Asuhan Menara Kasih Indonesia yang telah menerima kami dengan hangat. Pengurus panti pun menyampaikan terima kasih atas kegiatan yang dinilai bermanfaat bagi anak-anak.
“Simak Juga: Saat Hidup Terasa Hampa, Cara Temukan Kembali Makna Hidup”