Mahasiswa S3 FK USU Gelar Pelatihan Gawat Darurat di RS Laras
Garda Media – Pelatihan gawat darurat menjadi salah satu langkah nyata yang dilakukan mahasiswa Program Doktor (S3) FK USU. Hal ini dapat mendorong penguatan layanan kesehatan yang tangguh dan responsif. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk Pengabdian kepada Masyarakat bertajuk Pelatihan Early Warning System Score dan Tim Code Blue terhadap Implementasi Penanganan Kegawatdaruratan, yang digelar di RS Laras PT Prima Medika Nusantara (PMN), Kabupaten Simalungun, pada Selasa (27/5/2025).
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara Tim Program Studi Doktor FK USU, Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) Sumut, serta RS Laras PT PMN. Sebanyak 155 peserta, 24 dokter dan 131 perawat, mengikuti kegiatan yang dirancang secara edukatif dan praktis.
Ketua panitia, dr. Andriamuri Primaputra Lubis, Sp.An-TI, M.Ked(An), Subsp.TI(K), FISQua, menekankan bahwa pelatihan gawat darurat ini merupakan respon terhadap tantangan nyata yang dihadapi tenaga medis saat menangani kondisi kritis.
“Baca Juga: Tiket Konser BLACKPINK Deadline di Jakarta, Mulai Rp1,4 Juta”
Fokus utama pelatihan adalah penerapan Early Warning System (EWS), sistem skoring klinis untuk deteksi dini perburukan kondisi pasien, dan penguatan koordinasi Tim Code Blue, yaitu sistem tanggap darurat untuk kejadian henti jantung atau napas.
“Ini bukan sekadar prosedur, tapi bagaimana membangun komunikasi risiko yang solid dalam tim medis,” jelas Andriamuri.
Pelatihan dimulai dengan pretest, dilanjutkan dengan paparan ilmiah oleh dua narasumber utama. Dr. Andriamuri membahas strategi implementasi EWS secara kolaboratif, sementara dr. Rr. Sinta Irina, Sp.An-TI, Subsp.NA(K), menjelaskan struktur dan alur ideal dalam aktivasi tim Code Blue.
Sesi diskusi berlangsung hangat dan interaktif, kemudian dilanjutkan dengan simulasi berbasis kasus nyata, termasuk deteksi klinis menggunakan EWS dan penanganan pasien henti jantung. Post test menunjukkan peningkatan signifikan, membuktikan efektivitas pelatihan.
Sebagai bentuk dukungan jangka panjang, panitia menyerahkan poster EWS, poster Code Blue, tas emergensi, dan plakat edukatif kepada RS Laras. Sepuluh peserta terbaik juga mendapat bingkisan apresiasi.
Kegiatan ini menjadi contoh pelatihan berbasis komunitas yang berdampak langsung di lapangan. Model ini diharapkan bisa direplikasi di berbagai rumah sakit untuk memperkuat ekosistem layanan kesehatan berbasis keselamatan pasien.
“Sinergi ini semoga berkembang menjadi sistem pelatihan berjenjang yang memperkuat kapasitas SDM kesehatan di daerah,” tutup Andriamuri.
“Simak Juga: Mengenal Silent Stroke, Si Pembunuh Diam-diam”