Paduan Suara U.L.O.S USU Buktikan Bisa Mendunia Lewat Musik
Garda Media – Melalui Project Based Learning (PBL), mahasiswa Psikologi dan FMIPA USU mengkaji UKM Paduan Suara U.L.O.S. Mahasiswa yang terlibat antara lain Emma Nabila Siagian, Dwi Fahraini Tambunan, Assyifa Alfiranto Harahap, Syahfina Aurelia, Azizah Nurul Anasya, Diva Nuraini Purnama, dan Ainun Jariyah Siregar. Proyek ini dibimbing oleh Bapak Fajar Utama Ritonga, S.Sos., M.Kessos.
Didirikan pada 2014 oleh Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D., U.L.O.S menjadi UKM resmi sejak 2015. Meski sempat mengalami kendala partisipasi rendah, sejak 2023 minat meningkat tajam, 200 pendaftar mengikuti rekrutmen dalam satu periode. Di bawah kepemimpinan V, mahasiswa Psikologi yang menjabat sejak 2025, paduan suara U.L.O.S tampil di ajang nasional dan internasional, seperti Grand Prix ION, Thamrin Celebration, Pesta Narawi di Jepang, dan festival internasional di Bali.
“Simak Juga: Nekat Terobos Rumah Jungkook, Fans China Ditahan Polisi”
Nama U.L.O.S yang terinspirasi dari kain Batak tidak membatasi mereka dalam berekspresi. Justru, lagu-lagu mereka mencerminkan keberagaman budaya Nusantara, salah satunya Hentakan Jiwa, lagu Melayu yang menjadi andalan.
Salah satu momen sulit U.L.O.S adalah kegagalan berangkat ke kompetisi di New Zealand. Hal ini akibat keterlambatan visa karena dukungan dana yang tiba-tiba dipotong. Meski kecewa, mereka tetap semangat dan berhasil tampil gemilang di Bali, bahkan lolos ke babak Grand Prix.
Dalam wawancara daring, V menyampaikan bahwa U.L.O.S adalah keluarga yang menumbuhkan semangat, kedisiplinan, dan kepemimpinan. “Kami terbiasa berdiskusi terbuka, saling mengingatkan, dan tidak segan memotivasi satu sama lain,” ujarnya.
Menurut teori Susan Kenny (2011), kunci keberhasilan organisasi komunitas adalah partisipasi aktif, identitas kelompok yang kuat, dan struktur organisasi yang jelas. U.L.O.S mencerminkan hal ini melalui rutinitas latihan, musyawarah kolektif, dan pembinaan berkelanjutan.
Dalam pandangan capacity building (Chaskin, 2001), U.L.O.S juga memperlihatkan pertumbuhan kapasitas kolektif yang kuat melalui penguatan budaya lokal, relasi sosial, dan proses belajar bersama.
U.L.O.S bukan hanya UKM seni vokal, melainkan ruang tumbuh generasi muda berprestasi. Dengan pengelolaan organisasi yang baik, komunikasi terbuka, dan semangat gotong royong, U.L.O.S bisa menjadi model pemberdayaan mahasiswa berbasis seni dan budaya di tingkat nasional maupun global.
“Baca Juga: Suka Minum Es Teh Manis Bisa Picu Gagal Ginjal? Cek Faktanya”