Serentak Menanam: Hijaukan Kembali Kawasan Danau Toba
Garda Media – Penanaman pohon serentak digelar di tujuh kabupaten Danau Toba guna mendukung pelestarian dan status Geopark. Kegiatan ini tidak hanya menjadi aksi simbolis, tetapi juga strategi jangka panjang untuk sosialisasi, edukasi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kawasan ini yang telah diakui dunia.
Aksi penanaman pohon ini bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang jatuh setiap tanggal 5 Juni. Momen ini menjadi panggilan bagi masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Ini khususnya Danau Toba yang kaya nilai ekologis, geologis, dan budaya.
“Simak Juga: OJK, Peserta Asuransi Wajib Bayar 10% dari Biaya Klaim Berobat”
Dalam sambutannya, Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Effendy Pohan, yang mewakili Gubernur Bobby Nasution, mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif. Ia menekankan bahwa menjaga geosite di kawasan Danau Toba bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.
“Geosite bukan hanya aset pariwisata, tetapi juga ruang edukasi, warisan budaya, dan potensi ekonomi,” ujarnya dalam kegiatan bertajuk Gerakan Bersama untuk Kaldera Toba di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun (4/6).
Penanaman pohon dilakukan di 16 geosite yang tersebar di tujuh kabupaten/kota kawasan Danau Toba. Setiap lokasi ditanami sekitar 250 bibit pohon produktif, seperti mangga, rambutan, kemiri, dan lainnya. Harapannya, tanaman ini tidak hanya menambah tutupan hijau, tetapi juga memberi manfaat ekonomi jangka panjang bagi warga sekitar.
Effendy menambahkan, status UNESCO Global Geopark yang disematkan pada Danau Toba sejak 2020 merupakan sebuah pengakuan sekaligus tanggung jawab besar. Validasi ulang dari UNESCO dijadwalkan berlangsung pada 20–25 Juli 2025, dan persiapan teknis dinilai berjalan tanpa kendala.
“Status ini bukan permanen. UNESCO akan mengevaluasi ulang setiap empat tahun. Karena itu, pelestarian harus dilakukan secara serius dan kolaboratif,” tegasnya.
Kepala Badan Pengelola Kaldera Toba UNESCO Global Geopark (BP TCUGGp), Azizul Kholis, menyatakan optimismenya bahwa target green card atau status hijau dari UNESCO dapat dicapai. Ia menyebutkan seluruh dokumen telah siap tanpa hambatan.
Effendy pun menutup dengan ajakan, “Marilah kita jaga lingkungan ini, khususnya konservasi terhadap flora, fauna, dan batuan berusia 70 ribu tahun yang menjadi warisan tak ternilai.”
“Baca Juga: Benarkah Kurang Tidur Menyebabkan Stroke? Ini Kata Dokter”