Garda Media – USU menerima kunjungan dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dalam rangka benchmarking terkait tata kelola perencanaan dan keuangan. Kegiatan ini berlangsung di IMTGT Lantai 2 Biro Rektor pada Jumat, (21/02/2025). Pertemuan ini menjadi ajang pertukaran informasi dan pengalaman antara kedua institusi dalam mengelola keuangan dan perencanaan strategis di lingkungan akademik.
Sekretaris Badan Evaluasi Program Prioritas USU, Dr. Wahyu Ario Pratomo, S.E., M.Ec., menjelaskan bahwa meskipun efisiensi tidak menjadi fokus utama dalam diskusi, USU telah mulai menerapkan penghematan dalam penyusunan rencana kegiatan anggaran tahun 2025.
“Simak Juga: Freeport Menjual 125 Kg Emas ke Antam, Transaksi Besar!”
Langkah ini sejalan dengan arahan Rektor USU, Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., yang menekankan bahwa kegiatan pada tahun terakhir kepemimpinannya harus produktif dan berkontribusi langsung terhadap pencapaian target universitas. “Arahan dari Pak Rektor adalah agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2025 benar-benar produktif,” jelas Wahyu.
Terkait kebijakan keuangan, Wahyu Ario menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) tahun ini. Sebagai gantinya, USU akan mengoptimalkan penerimaan melalui kerja sama dengan pihak eksternal, hibah dari pemerintah daerah, serta pengembangan usaha universitas guna menambah pemasukan di luar UKT. “Kita tidak merencanakan untuk peningkatan UKT tahun ini,” ujar Wahyu.
Perwakilan Direktorat Perencanaan Keuangan UIII, Ahmad Nawawi, S.E., M.M., mengungkapkan bahwa tujuan utama kunjungan ini adalah untuk melakukan benchmarking terhadap tata kelola USU. Mengingat UIII baru berdiri pada tahun 2018 dan mulai beroperasi pada 2020. Universitas ini masih menghadapi berbagai tantangan dalam pengelolaan institusi. Dengan jumlah mahasiswa mencapai 42 ribu, USU dinilai memiliki sistem tata kelola yang dapat menjadi referensi bagi UIII. “Tata kelolanya seperti apa, mungkin bisa kami adopsi sebagian untuk diterapkan di tempat kami,” ujarnya.
Selain berbagi pengalaman, kedua institusi juga membuka peluang kerja sama lebih lanjut, baik di bidang akademik maupun non-akademik. UIII bahkan mempertimbangkan untuk menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan USU, yang akan dibahas lebih lanjut di tingkat pimpinan universitas.
“Tidak menutup kemungkinan kami bisa melakukan MoU dengan USU. Nanti bisa dikomunikasikan lebih lanjut dengan pimpinan,” ujar Ahmad. Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen berbagi pengalaman, tetapi juga membuka potensi kolaborasi yang dapat memperkuat pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia.
“Baca Juga: Kebiasaan Nongkrong Bisa Memicu Diabetes, Hati-Hati!”