Ilustrasi Budaya Feodal
Garda Media – Budaya feodal, dikenal dengan sistem hierarki dan ketergantungan antara atasan dan bawahan, sejatinya sudah usang di banyak aspek kehidupan. Namun, fenomena ini masih terlihat dalam beberapa segmen kehidupan sosial, termasuk di lingkungan kampus. Meskipun banyak pihak menganggap bahwa dunia pendidikan tinggi harusnya bebas dari budaya yang bersifat otoriter, kenyataannya, budaya feodal masih bisa ditemukan dalam interaksi antara senior dan junior di beberapa universitas.
Budaya feodal adalah pola hubungan yang memperlihatkan perbedaan kekuasaan yang jelas antara pihak yang lebih tua atau lebih berpengalaman dengan yang lebih muda atau kurang berpengalaman. Dalam konteks mahasiswa, ini bisa berarti adanya perlakuan yang tidak setara antara mahasiswa senior dan junior. Dalam beberapa kasus, mahasiswa senior yang lebih berkuasa dapat memperlakukan junior mereka secara paternalistik, bahkan menuntut penghormatan atau layanan tertentu sebagai bentuk kewajiban.
“Simak Juga: Vaksin Influenza dan Peranannya dalam Mencegah Pneumonia”
Beberapa bentuk budaya feodal yang masih ada di lingkungan mahasiswa antara lain:
Mahasiswa senior sering kali merasa memiliki hak untuk memerintah junior mereka. Hal ini dapat terlihat dalam berbagai bentuk, seperti menuntut penghormatan yang berlebihan, memberikan tugas yang tidak wajar, atau bahkan memperlakukan junior dengan cara yang tidak adil.
Beberapa tradisi kampus yang ada, terutama yang terkait dengan kegiatan orientasi mahasiswa baru (ospek), sering kali masih mengandung unsur penghinaan atau perlakuan yang merendahkan. Meskipun ada yang berpendapat bahwa ospek adalah bentuk pengenalan kampus, beberapa bentuk ospek justru memperkuat budaya feodal di kalangan mahasiswa.
Budaya feodal juga dapat terlihat pada ketergantungan mahasiswa junior terhadap senior untuk mendapatkan informasi atau akses ke sumber daya kampus. Hal ini sering kali mengarah pada persepsi bahwa senior memiliki lebih banyak hak atau kekuasaan dibanding junior.
Budaya feodal di lingkungan mahasiswa memiliki dampak negatif yang dapat memengaruhi perkembangan pribadi dan profesional mahasiswa. Beberapa dampaknya antara lain:
Ketergantungan pada senior dan perasaan takut untuk menyampaikan ide baru sering kali menghambat mahasiswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Mereka lebih cenderung mengikuti perintah senior daripada berinovasi.
Budaya feodal mengarah pada ketidaksetaraan, di mana hak dan kewajiban mahasiswa dipengaruhi oleh senioritas, bukan berdasarkan kemampuan atau prestasi. Hal ini dapat menciptakan rasa tidak adil di kalangan mahasiswa.
Ketimpangan dalam hubungan antara senior dan junior dapat mengurangi kualitas interaksi sosial di kampus. Hubungan yang didasarkan pada kekuasaan dan ketakutan bukanlah hubungan yang sehat untuk perkembangan sosial mahasiswa.
Untuk mengurangi dan bahkan menghapuskan feodalisme di lingkungan kampus, beberapa langkah bisa diambil:
Mahasiswa harus diberikan pemahaman tentang pentingnya kesetaraan dan penghormatan antar sesama, tanpa melihat senioritas. Pendidikan tentang hak asasi manusia dan etika yang baik dapat membantu mengurangi praktik-praktik otoriter di kalangan mahasiswa.
Perguruan tinggi harus menciptakan sistem yang lebih terbuka dan demokratis dalam semua aspek, mulai dari pengelolaan kegiatan kampus hingga interaksi antara mahasiswa senior dan junior. Setiap mahasiswa harus dihargai dan dihormati berdasarkan kemampuan, bukan hanya berdasarkan usia atau status.
Mengikutsertakan mahasiswa dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan kampus dapat mengurangi kesenjangan kekuasaan antara senior dan junior. Dengan demikian, semua mahasiswa dapat merasa memiliki peran yang sama dalam kehidupan kampus.
“Baca Juga: 5 Ular Paling Berbisa di Dunia, Pembunuh Diam-diam dari Alam”