Olimpiade Sains Hardiknas POSI 2025 di USU Diikuti 2600 Peserta
Garda Media – Pusat Olimpiade Sains Indonesia (POSI) sukses menggelar Olimpiade Sains Hardiknas (OSH) 2025 pada 17–18 Mei di Universitas Sumatera Utara. Kompetisi ini diikuti oleh sekitar 2.600 peserta dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/MA/SMK se-Sumatera Utara. Mengusung tema “Passion for Science”, kegiatan ini menjadi ajang bergengsi bagi pelajar yang berbakat di bidang sains.
Dalam pelaksanaannya, POSI menggandeng USU dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM USU) sebagai mitra lokasi dan logistik. Dukungan juga datang dari pelaku UMKM, Dinas Pendidikan Provinsi, serta kabupaten/kota di Sumatera Utara.
Menurut Fahruroji Panjaitan, CEO POSI, OSH 2025 merupakan sarana aktualisasi diri bagi siswa. Selain menambah portofolio akademik, kompetisi ini menjadi latihan menuju Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang diselenggarakan pemerintah.
“Simak Juga: Kebiasaan Sehari-hari yang Membuat Wajah Cepat Menua”
“Para siswa ini punya potensi luar biasa. Pemenang nantinya akan memperoleh sertifikat dan prestasi yang bisa digunakan untuk jalur masuk perguruan tinggi negeri. Ini juga jadi ajang latihan untuk OSN,” ujar Fahruroji.
POSI, yang berdiri sejak 2015, dikenal sebagai penyelenggara berbagai olimpiade sains tingkat nasional. Selain OSH, POSI juga menggelar Olimpiade Merdeka di bulan Agustus, Junior Science Olympiad pada November, serta Olimpiade Madrasah, yang memadukan materi sains dengan seni Al-Qur’an.
Pada jenjang SMA/MA dan SMK, peserta berkompetisi dalam sepuluh bidang: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Geografi, Astronomi, Kebumian, Informatika, dan Bahasa Inggris. Sementara untuk kategori guru SMA/MA dan SMK, ada tujuh bidang yang dilombakan.
Pelaksanaan lomba dilakukan secara real time: sesi ujian berlangsung pagi hari, dan pengumuman pemenang langsung disampaikan di siang harinya.
Fahruroji menilai pelaksanaan tahun ini berjalan lancar, tanpa kendala keamanan. “Anak-anak ini tertib dan mengikuti aturan. Tidak perlu pengamanan khusus,” katanya.
Namun, pihak penyelenggara masih mencatat adanya kesenjangan partisipasi, di mana sekolah negeri masih minim mengirimkan perwakilan dibandingkan sekolah swasta. POSI berharap ke depan seluruh sekolah, tanpa memandang status, bisa aktif berpartisipasi.
Para peserta pun menunjukkan antusiasme tinggi, meski soal yang diujikan cukup menantang. Terdapat 50 soal berbentuk pilihan ganda yang dikerjakan secara tertulis.
Sebagai penutup, Fahruroji menegaskan pentingnya membangun sumber daya manusia (SDM) yang berbasis pada kekuatan individu.
“Kalau Indonesia mau maju, kita harus fokus pada kekuatan, bukan kelemahan. Tidak semua harus jago matematika. Temukan bidang yang paling sesuai, lalu tekuni. Di sanalah letak kesuksesan,” pungkasnya.
“Baca Juga: Borscht, Sup Merah Khas Rusia Simbol Kehangatan Keluarga”