Garda Media – Riset USU baru-baru ini mengungkapkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa air kemasan galon di Medan aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini dilakukan oleh Kelompok Studi Kimia Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara (USU). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kualitas air minum dalam kemasan. Selain itu, untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat mengenai dampak paparan sinar matahari terhadap migrasi bahan kimia berbahaya pada kemasan air.
Prof. Juliati Tarigan, Kepala Kelompok Studi Kimia Organik FMIPA USU, menyampaikan bahwa hasil riset menunjukkan bahwa air minum dalam kemasan yang diuji, baik yang terpapar maupun yang tidak terpapar sinar matahari, aman untuk dikonsumsi masyarakat. “Kami melakukan pengujian sampel air kemasan di Kota Medan dan hasilnya membuktikan bahwa produk yang diuji aman,” ujar Prof. Juliati, Kamis lalu di Medan.
“Baca Juga: AHY Usulkan WFA, Kurangi Macet Jelang Mudik Lebaran 2025”
Penelitian ini melibatkan empat produk air mineral yang diuji untuk mengidentifikasi migrasi Bisphenol A (BPA) pada kemasan galon polikarbonat. BPA merupakan bahan kimia yang dapat berpindah dari kemasan ke air jika terpapar suhu tinggi. Hal ini seperti yang terjadi saat galon terkena sinar matahari langsung. Hal ini menjadi perhatian karena paparan BPA dalam tubuh dapat berisiko bagi kesehatan.
“Tujuan kami adalah untuk menjawab kekhawatiran publik mengenai potensi migrasi BPA pada kemasan galon akibat suhu tinggi,” tambah Prof. Juliati. Penelitian ini menggunakan variabel kondisi di mana sampel diuji dalam dua kondisi: tidak terpapar sinar matahari dan terpapar sinar matahari langsung selama lima hingga sepuluh hari.
Sampel air yang diuji diambil dari kemasan galon polikarbonat dengan usia galon kurang dari tiga tahun yang tersebar di beberapa lokasi di Medan. Untuk memastikan keakuratan hasil, pengujian dilakukan dengan metode “triplo”, yaitu menggunakan tiga sampel untuk setiap produk yang diuji. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data yang lebih valid dan konsisten.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah high-performance liquid chromatography (HPLC). HPLC adalah sebuah teknik analisis kimia yang sangat akurat dalam mendeteksi kandungan zat dalam air. Dengan menggunakan HPLC, peneliti dapat mengukur keberadaan BPA pada tingkat yang sangat rendah. Ini dapat memastikan bahwa air yang diuji benar-benar aman untuk dikonsumsi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa air kemasan galon yang diuji di Medan tidak mengandung kadar BPA yang berbahaya. Meskipun terpapar sinar matahari dalam waktu yang relatif lama. Temuan ini memberikan kelegaan bagi masyarakat Medan. Masyarakat dapat merasa lebih aman dalam mengonsumsi air kemasan galon, baik yang disimpan dalam kondisi normal maupun yang terpapar sinar matahari.
Penelitian ini juga memberikan wawasan penting bagi produsen dan konsumen mengenai potensi risiko kesehatan terkait air kemasan. Dan juga menunjukkan pentingnya pengujian berkala terhadap produk air minum dalam kemasan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu memilih air kemasan dari produsen terpercaya yang telah melalui uji kualitas dan keamanan.
“Simak Juga: Inacraft 2025, Batik Ramah Lingkungan Berbasis Lilin Kelapa Sawit”